Orangyang diungkapkan dalam puisi Pahlawan Tak Dikenal adalah seorang yang ikhlas membela bangsa, yang diisyaratkan dengan kalimat . Dia terbaring tetapi bukan tidur Dia tidak tahu bilamana dia datang Dia memeluk senapan Matinya sambil tersenyum EI E. Iga Master Teacher Mahasiswa/Alumni Universitas Sanata Dharma Jawaban terverifikasi JawabanďťżMakna dan Arti Perbait Puisi Pahlawan Tak Dikenalâ Karya Toto Sudarto Bachtiar Pahlawan Tak Dikenal Sepuluh tahun yang kemudian ia terbaring Tetapi bukan tidur, sayang⌠Sebuah lubang peluru lingkaran di dadanya Senyum bekunya mau berkata, kita sedang perang⌠Dia tidak ingat bilamana ia datang Kedua lengannya memeluk senapan Dia tidak tahu untuk siapa ia datang Kemudian ia terbaring, tapi bukan untuk tidur sayang⌠Wajah sunyi setengah tergundah Menangkap sepi pedang senja Dunia tambah beku di tengah derap dan bunyi menderu Dia masih sangat muda⌠Hari itu 10 November, hujan pun mulai turun Orang-orang ingin kembali memandangnya Sambil merangkai karangan bunga Tapi yang nampak, wajah-wajah sendiri yang tak dikenalnya⌠Sepuluh tahun yang kemudian ia terbaring Tetapi bukan tidur, sayang Sebuah peluru lingkaran di dadanya Senyum bekunya mau berkata âaku sangat mudaâ Klik Tautan untuk membaca biografi singkat Toto Sudarto Bachtiar. Parafrase Puisi Pahlawan Tak Dikenalâ Untuk memahami sebuah karya sastra puisi dengan mudah, maka perlu dilakukan parafrase terhadap puisi tersebut. Berikut ini ialah parafrase untuk puisi Pahlawan Tak Dikenalâ hasil karya Toto Sudarto Bachtiar. Sepuluh tahun yang kemudian ia terbaring Tetapi dia bukan sedang tidur, sayang⌠Sebuah lubang peluru berbentuk lingkaran ada di dadanya dalamSenyum bekunya diamau berkata, kita sedang perang⌠Dia tidak ingat bilamana kapan ia tiba ke medan perang ini Kedua lengannya memeluk memegang senapan senjata api Dia juga tidak tahu untuk siapa ia datang Kemudian ia terbaring di atas tanah, tapi bukan untuk tidur sayang⌠Wajahnya sunyi setengah tergundah seakan Menangkap sepi mengiris seperti pedang saat senja penduduk Dunia tambah merasa beku di tengah derap langkah orang dan bunyi perbincangannmenderu mengatakan bahwa Dia masih sangat muda⌠Hari itu 10 November, hujan pun mulai turun Orang-orang ingin kembali mengenang memandangnya Sambil merangkai karangan bunga Tapi yang nampak, justru wajah-wajah sendiri yang tak dikenalnya⌠sudah Sepuluh tahun yang kemudian ia gugur terbaring Tetapi dia tidak sedang bukan tidur, sayang dia mati sebab tertembak Sebuah peluru lingkaran di dadanya Senyum bekunya seolah-olah mau berkata âaku mati berjuang sangat mudaâ Puisi di atas Pahlawan Tak Dikenalâ ditulis pada 1955. Tepat sepuluh tahun kejadian 10 November yang kemudian dikenang sebagai hari pahlawan. Bukan sebab banyak pendekar yang lahir pada 10 November, melainkan pada 10 November 1945 terjadi pertempuran sengit yang memakan korban jiwa banyak dari rakyat Indonesia di Kota Surabaya. Sebuah kejadian penting dalam tonggak sejarah bangsa Indonesia. Dalam pertempuran 10 November, rakyat Indonesia memang kalah sebab persenjataan dan tentara yang tidak terlatih menyerupai tentara penjajah. Tetapi kejadian tersebut menyampaikan eksistensi bangsa Indonesia bahwa benar-benar ingin merdeka dan siap mempertahankan kemerdekaan. Contoh Parafrase Puisi yang lain sanggup dibaca dalam beberapa artikel ini Lihat dan Baca Berikut ini makna puisi Pahlawan Tak Dikenalâ dari masing-masing bait Bait pertama Sepuluh tahun yang kemudian ia terbaring Tetapi bukan tidur, sayang⌠Sebuah lubang peluru lingkaran di dadanya Senyum bekunya mau berkata, kita sedang perang⌠Menunjukkan bahwa tokoh Pemuda Tak Dikenalâ sudah mati sebab tertembak. Terbuki dengan adanya baris ketiga yang tertulis, lubar peluru lingkaran di dadanya. Juga dibuktikan dengan adanya frasa senyum bekunyaâ. Beku membuktikan bahwa seseorang telah mati. Akan tetapi, tokoh Pemuda Tak Dikenal tidak sedih. Dia tersenyum. Berarti ini membuktikan bahwa ia nrimo mengorbankan jiwa raganya untuk bangsa. Sementara penggunaan kata kitaâ membuktikan bahwa penyair ingin melibatkan setiap pembacanya, seluruh rakyat Indonesia dalam emosi puisi tersebut. Mengingatkan bahwa kita pernah mengalami hal semenyakitkan itu. Bait Kedua Dia tidak ingat bilamana ia datang Kedua lengannya memeluk senapan Dia tidak tahu untuk siapa ia datang Kemudian ia terbaring, tapi bukan untuk tidur sayang⌠Bait kedua puisi di atas menggambarkan bahwa ia Pemuda tiba ke medan pertempuran sudah lama. Sampai tiadak ingat. Dia tiba berperang juga tidak tahu untuk siapa. Penggunaan kata siapaâ mengindikasikan alasan kedatangannya ke medan pertempuran bukan untuk orang lain, tetapi untuk bangsa dan negaranya. Meskipun karenanya ia gugur terbaring, tetapi sebelumnya sudah memegang senapan. Berarti sedang berperang. Bait Ketiga Wajah sunyi setengah tergundah Menangkap sepi pedang senja Dunia tambah beku di tengah derap dan bunyi menderu Dia masih sangat muda⌠Kini wajah sang cowok penuang itu sudah sepi. Tak sanggup lagi berjuang. Di agak gundah, atau bingung. Menangkap sepi ketika sudah senja. Kata senja membuktikan final perjalanan. Jadi, final usaha cowok tersebut. Selain dirinya dan senyumnya yang membeku. Orang-orang di dunia juga ikut terpaku dan terharu. Sehingga banyak pergunjingan di dunia internasional yang menyampaikan bahwa cowok pejuang itu masih sangat muda ketika gugur. Bait Keempat Hari itu 10 November, hujan pun mulai turun Orang-orang ingin kembali memandangnya Sambil merangkai karangan bunga Tapi yang nampak, wajah-wajah sendiri yang tak dikenalnya⌠Setelah tanggal 10 November ditetapkan sebagai Hari Pahlawan, banyak orang yang berbondong ikut-ikutan memperingati. Kata hujan membuktikan bahwa suasana sedang sedih. Hujan identik dengan tangis. Peringatan yang dilakukan sekadar peringatan. Sekadar merangkai bunga, tetapi tidak mengenal sang pejuang yang gugur, untuk apa ia berjuang sampai gugur. Yang tampak ialah keasingan yang tak dikenal. Tidak mengenal potensi diri, tidak mengenal potensi bagi negara. Bait Kelima Sepuluh tahun yang kemudian ia terbaring Tetapi bukan tidur, sayang Sebuah peluru lingkaran di dadanya Senyum bekunya mau berkata âaku sangat mudaâ Bait kelimat tersebut mengindikasikan bahwa kita harus mengenangnya. Setelah sepuluh tahun kemudian puisi ditulis 1955, maka yang dimaksud ialah 1945, tahun proklamasi Indonesia sekaligus pertempuran 10 November 1945 di Surabaya. Dalam bait terakhir tersebut hanyaâ ditulis mau berkata saya sangat muda. Baris terakhir sanggup dimaknai sebagai adanya somasi pada keadaany. Jika ditulis panjang sanggup berupa goresan pena menyerupai ini Aku masih sangat muda, sudah gugur di medan perang. Tidak mengharapkan imbalah apa atau jadi siapa. Semua yang kulakukan demi negara Ini. Jangan buat mainan, jangan mengutamakan kepentingan diri sendiri, tetapi dahulukan kepentingan bersama. Aku rela mati sangat muda. Kita harus sanggup menjalankan dengan baik kemerdekaan Indoneisa. Kemerdekaan Indonesia harus dibayar mahal. Maka sekarang kamu tinggal mengisinya masak masih sangat muda mengalah kepada keadaan. Refleksi Puisi Penjelasan di atas ialah bahan pengetahuan puisi ditinjau dari makna keseluruhan yang diterapkan. Intinya Banyak cowok tak dikenal yang gugur di palagan 10 November di Surabaya. Jika berhenti maka kita akan jalan terus. Banyak cowok yang gugur sebab sudah angkat senjata. Kematiannya dalam usia yang sangat muda, semakin menjadi perhatian dunia. Gugurnya semakin menjadi deru perbincangan orang dunia internasional. Demikian klarifikasi mengenai makna dan arti puisi Pahlawan Tak Dikenalâ. Semoga bermanfaat.
Contohpuisi-puisi di bawah ini dapat kamu jadikan sumber inspirasi ketika hendak menuliskan puisi tentang pahlawan. Kamu pun bisa membagikan karya puisimu ke media sosial. Berikut ini kumpulan contoh puisi tentang pahlawan , menebalkan rasa patriotisme dan nasionalisme, dikutip dari laman Perintahdasar dan Kozio , Sabtu (6/11/2021).
Puisi yang berudul âpahlawan tak dikenalâ adalah sebuah puisi kepahlawanan yang dikarang oleh penyair indonesia yang bernama Toto Sudarto Bakhtiar, puisi ini dikarang sejak 10 tahun peristiwa penajahan itu terjadi, sebuah puisi yang mengenang peristiwa masa lalu yang menolak lupa akan jasa para pahlawan indonesia tanpa identitas yang telah gugur demi membela negara pada saat itu. Oleh karenanya pengarang mencoba mengkaji makna dan amanat yang disampaikan pengarang puisi melalui puisi tersebut, agar lebih mudah difahami untuk dapat mengambil pelajaran bagi generasi-generasi mileniar sekarang ini. Juga sebagai bahan untuk meningkatkan semangat dalam mempertahankan negara yang merdeka, adil makmur dan beradab, sebgaimana dalam undang-undang negara kita, sehingga tidak da lagi perlawanan ataupun peperangan yang akan terjadi dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, karena gugurnya para pahlawan adalah saksi ketidakadilan yang harus dihapuskan dimuka bumi. Discover the world's research25+ million members160+ million publication billion citationsJoin for free ALINEA Jurnal Bahasa, Sastra, dan Pengajaran 72 E-ISSN 2809-4204 Vol. 1 No. 1 Desember 2021 Hal. 72- 77 ANALISIS MAKNA DAN AMANAT PUISI âPAHLAWAN TAK DIKENALâ KARYA TOTO SUDARTO BAKHTIAR Siti Aisyah1, Alpan Ahmadi2, Bq Yulia Kurnia Wahidah3 Institute Pendidikan Nusantara Global1,2,3 *Corresponding email alpanahmadi yuliakurnia_wahidah Article history Received 4 Des 2021 Revised 6 Des 2021 Accepted 8 Des 2021 Puisi yang berudul âpahlawan tak dikenalâ adalah sebuah puisi kepahlawanan yang dikarang oleh penyair indonesia yang bernama Toto Sudarto Bakhtiar, puisi ini dikarang sejak 10 tahun peristiwa penajahan itu terjadi, sebuah puisi yang mengenang peristiwa masa lalu yang menolak lupa akan jasa para pahlawan indonesia tanpa identitas yang telah gugur demi membela negara pada saat itu. Oleh karenanya pengarang mencoba mengkaji makna dan amanat yang disampaikan pengarang puisi melalui puisi tersebut, agar lebih mudah difahami untuk dapat mengambil pelajaran bagi generasi-generasi mileniar sekarang ini. Juga sebagai bahan untuk meningkatkan semangat dalam mempertahankan negara yang merdeka, adil makmur dan beradab, sebgaimana dalam undang-undang negara kita, sehingga tidak da lagi perlawanan ataupun peperangan yang akan terjadi dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, karena gugurnya para pahlawan adalah saksi ketidakadilan yang harus dihapuskan dimuka bumi. Keywords analisis makna, amanat, puisiPENDAHULUAN Puisi merupakan karya sastra yang di tuangkan dalam bentuk tulisan sesuai pengalaman yang telah dibayangkan atau dirasakan baik secara nyata maupun secara bathin oleh pengarangnya. Hal ini di kuatkan oleh aminuddin 2002 menganggap bahwa puisi adalah sebuah struktur yang terdiri dari unsur-unsur pembangunan yang merupakan unsur-unsur terpadu yang tidak dapat dipisahkan dari unsur lainnya dan saling berhubungan satu sama lainnya. Struktur pembentuk puisi terbagi dua yakni struktur fisik dan struktur batin. Sedangkan menurut Waluyo 1987 menyatakan bahwa puisi merupakan karya sastra yang memanifestasikan pikiran dan keadaan keijiwaan seorang penyajak secara imajinatif dan disusun dengan memfokuskan semua kemahiran berbahasa dengan menghubungkan struktur fisik dan batinnya. Kedua unsur inilah yang membangun sebuah puah puisi dan tidak dapat dipisahkan. Karena jika dipisahkan sebuah puisi tidak mungkin mengandung nilai keindahan yang tinggi. Wahyuni 2017 mengatakan bahwa puisi terbentuk dari unsur-unsur yang yang saling berkaitan dan membentuk makna atau pesan yang ingin disampaikan kepada masyarakat. ALINEA Jurnal Bahasa, Sastra, dan Pengajaran 73 Puisi merupakan salah satu karya sastra yang sangat indah dan dapat dimanfaaatkan sebagai media komunikasi atau interaksi antara pengarang dan pembaca. Nurjannah, Y., Agustina, P., Aisyah, C., & Firmansyah 2018 puisi adalah pernyataan penyajak yang meluapkan untaian kata yang mampu memberikan pengalaman, pemahaman, perasaan sehingga dapat memperhitungkan aspek khayalan agar puisi bisa menumbuhkan pengalaman tertentu untuk pembaca dan pendengar. Hawkes dalam Pradopo 1995145 unsur-unsur dalam puisi, bisa dikenal dengan sebutan sarana kepuitisan, antara lain adalah bahasa kiasan yang berupa matafora, personifikasi, perbandingan, dan sinedoks; citraan dan sarana retorika yang berupa ulangan kata, ulangan baris, ulangan bait, dan pararelisme. Selain itu juga kata-kata yang terdapat dalam puisi bersifat konotasi artinya setiap kata-katanya memiliki makna untuk diterjemahkan sebelum memahami seluruh isi dari sebuah puisi. Ismayani 2017 memahami sastra bertujuan untuk mengasah kemampuan kita untuk mengartikan, menikmati dan memanfaatkan karya sastra dalam kehidupan. Penggunaan karya sastra dalam kehidupan bermasyarakat dapat berupa penerapan nilai-nilai moral dan etika yang terkandung didalamnya. Jadi keismpulannya puisi merupakan sebuah karya sastra yang ditulis oleh seorang pengarang yang memiliki arti, makna dan maksud tertentu seperti, keberanian, peruangan yang kuat, keikhlasan dan lain sebagainnya METODE Analisis puisi ini menggunakan metode hermeneutik atau dikenal dengan metode penafsiran. Metode hermeneutik merupakan cara memahami dan menafsirkan sebuah teks dengan merekontruksi proses kreatif teks tersebut. Syukran Makmun dan Rabiyatul Adawiyah 2018. Karya sastra sangat penting untuk di tafsirkan sebab di dalam karya sastra terdapat bahasa dan di dalam bahasa terdapat banyak makna yang tersembunyi atau sengaja di sembunyikan. Richard E. Palmer, 1969 3 dalam Sumaryono 201324 menyatakan hermeneutika pada akhirnya diartikan sebagai proses pengubah sesuatu atau situasi ketidaktahuan menjadi mengerti. Sehingga tujuan dari metode ini agar seseorang mudah memahami maksud dari sebuah puisi. Melalui metode ini penulis mencoba menganalisis makna dan amanat yang terkandung dalam puisi yang berujudul âpahlawan tak dikenalâ buah karya dari Toto Sudarto Bakhtiar puisi ini dianalisis sesuai pemahaman diri pribadi. Sumber data penelitian ini yaitu puisi berjudul âpahlawan tak dikenalâ. Teknik analisis data menggunakan teknik dokumentasi. Teknik analisis data meliputi reduksi data, penyajiand data, dan simpulan. Dari permulaan pengumpulan data sudah mulai mencari arti kata-kata, mencatat keteraturan, pola-pola, penjelasan, alur sebab akibat, dan proporsi-proporsi. Setelah ALINEA Jurnal Bahasa, Sastra, dan Pengajaran 74 mencermati hasil analisis, akhirnya kegiatan penelitian ini ditutup dengan menarik kesimpulan akhir yang bersifat utuh. PEMBAHASAN Sebelum mendalami makna perbait pada sebuah puisi, perlu untuk melakukan prafrase terhadap puisi tersebut agar lebih cepat dan mudah difahami maupun dimengerti. Adapun parafrase puisi pahlawan tak dikenal karya toto sudarto bakhtiar sebagai berikut PAHLAWAN TAK DIKENAL Sepuluh tahun yang lalu dia terbaring Tetapi dia bukan sedang tidur, sayang Sebuah lubang peluru beberbentuk bundar terdapat di dadanya dalam Senyum bekunya dia mau berkata, kita sedang perang Dia tidak ingat bilamana kapan dia datang ke medan perang ini Kedua lengannya memeluk memegang senapan senjata api Dia juga tidak tahu untuk siapa dia datang Kemudin dia terbaring diatas tanah, tapi bukaan tidur sayang Wajah nya sunyi setengah gundah seakan Menangkap sepi mengiris seperti pedang saat senja penduduk Dunia tambah merasa beku ditengah derap langkah orang dan suara perbincangan menderu mengatakan bahwa Dia masih sangat muda Hari itu 10 november, hujanpun mulai turun Orang-orang ingin kembali mengenang memandangnya Sambil merangkai karangn bunga Tapi yang nampak ustru wajah-wajahnya sendiri yang tak dikenalnya sudah Sepuluh tahun yang lalu dia gugur terbaring Tetapi dia tidak sedang bukan tidur, sayang Sebuah peluru bundar didadanya Senyum bekunya seolah-olah mau berkata âaku mati beruang sangat mudaâ Setelah kita mengetahui parafrase dari puisi diatas maka Adapun makna perbait dari puisi pahlawan takdikenal karya dari toto sudarto bakhtiar sebagai berikut PAHLAWAN TAK DIKENAL Sepuluh tahun yang lalu dia terbaring Tetapi bukan tidur, sayang Sebuah lubang peluru bundar didadanya Senyum bekunya mau berkata, kita sedang perang ALINEA Jurnal Bahasa, Sastra, dan Pengajaran 75 Dalam bait ini pengarang menceritakan kisah seorang pemuda yang telah gugur di medan perang 10 tahun yang lalu dari sejak puisi itu dikarang yaitu pada tahun 1955. sangat disayangkan bukan tidur tetapi telah gugur. Gugurnya dibuktikan dari kata Frasa dia terbaring, sebuah pluru bundar di dadanya tertembak, senyum bekunya beku menandakan orang yang sudah meninggal sedangkan kata senyum itu menandakan dia yang ikhlas dan bangga mati berjuang membela negaranya. Kata âkitaâ digambarkan seorang pengarang bahwa saking banyaknya korban jiwa yang gugur pada saat itu, kobaran semangat dari senyum beku mereka diartikan seakan ingin mengatakan mereka tidak mati sia-sia tetapi mati dalam keadaan sedang perang demi memperjuangkan sang negri tercinta Dia tidak ingat bila mana dia datang Kedua lengannya memeluk senapan Dia tidak tahu untuk siapa dia datang Kemudin dia terbaring, tapi bukaan tidur sayang Pada bait ini para pemuda itu bahkan tidak tahu dari penjuru daerah-daerah mana mereka datang. Mereka hanya siap untuk berperang dan dia juga tidak tahu untuk siapa dia berperang karena mereka berperang bukan untuk diri peibadi, kelompok ras, budaya ataupun agama akan tetapi semata-mata untuk memperjuangkan kemerdekaan negri tercinta dari penjajahan kala itu. Walaupun pada akhirnya harus gugur di medan peperang tersebut. âtapi bukan untuk tidur sayangâ dalam frasa ini pengarang ingin seluruh pembaca mengambil pelajaran, bahwa gugurnya para pejuang harus dapat dijadikan bahan untuk melanjutkan estapet perjuangan mereka yang sudah tidak mampu meanjutkan tanpa harus melihat kiri kanan. Wajah sunyi setengah gundah Menangkap sepi pedang senja Dunia tambah beku ditengah derap dan suara menderu Dia masih sangat muda Bait ketiga menceritakan jasad pejuang yang sudah tidak mampu apa-apa lagi dia seolah-olah merasakan kegundahan Menangkap sepi pedang senja, senja berarti akan menutup hidupnya sebagai akhir perjuangan. Melihat keberanian perjuangan mereka dunia menjadi terpaku dan terharu, sehingga mereka terkenal oleh dunia bahwa mereka masih sangat muda saat gugur. Hari itu 10 november, hujanpun mulai turun Orang-orang ingin kembali memandangnya Sambil merangkai karangan bunga Tapi yang nampak wajah-wajahnya sendiri yang tak dikenalnya Bait keempat menceritakan bahwa pristiwa itu terjadi pada tanggal 10 november yang ditetapkan sebagai hari pahlawan karena pada hari itu terjadinya pertempuran dahsyat yang banayak ALINEA Jurnal Bahasa, Sastra, dan Pengajaran 76 memakan korban jiwa dari rakyat indonesia. Kata âhujanâ menandakan tangis yang mendalam karena identik dengan kesedihan. Orang-orangpun memperingati hari tersebut sambil merangkai karangan bunga, tetapi hanya sekedar peringatan saja tanpa mengenal atau mengetahui pengorbanan mereka para pejuang yang gugur. Untuk apa mereka beruang hingga gugur, kalau yang nampak hanya keasingan semata yang tidak mengenal potensi diri dan potensi bagi negri Sepuluh tahun yang lalu dia terbaring Tetapi bukan tidur, sayang Sebuah peluru bundar didadanya Senyum bekunya mau berkata âaku sangat mudaâ Sehingga pada bait terakhir ini pengarang mengingatkan kita kembali bahwasanya kenangan pristiwa 10 november sekaligus yang merupakan hari pahlawan khendaknya sentiasa kita jadikan modal untuk membela dan memperthankan tanah air tercinta dengan penuh keikhlasan dan keberanian terutama generasi muda. Karena generasi muda adalah penentu dari maju dan runtuhnya suatu negara negara. Pada bait terakhir terdapat kata ingin mengatakan âaku masih sangat mudaâ Baris terakhir ini mapu dimaknai adanya gugatan terhadap keadanya. Bila tertulis panang meka maknanya akan seperti berikut Aku masih sangat muda, telah gugur di medan peperangan, tidak mengharapkan apa-apa dari siapa. Semua kulakukan demi negara, jangan jadikan permainan, jangan utamatan kepentingan pribadi saja, tapi dahulukan kepentingan bersama. Aku masih sangat muda. harus wajib sanggup mempertahankan kemerdekaan indonesia. Kemerdekaan indonesia harus dibaayar mahal. Maka kini kau tinggal mengisinya. jangan masih muda menyerah pada keadaan. Makna inti puisi pahlawan tak dikenal ini adalah perjuangan seorang pahlawan. Pada puisi tersebut dilukiskan seorang pahlawan yang pertempur untuk memperjuangkan negara indonesia. Dimana pada saat itu Belanda ingin menguasai indonesia kembali. Pesan inti yang ingin disampaikan pengarang pada puisi tersebut adalah hidup ini penuh perjuangan. Tetapi pada zaman sekarang sudah tidak ada lagi yang namanya bertempur di medan peperangan, tetapi berjuang untuk mengisi perjuangan dengan hal-hal yang bermanfaat dan berguna. Pada zaman modern ini juga hendaknya selalu dikenang jasa para pahlawan, bukan karena para pahlawan sudah tidak ada lantas kemudian perjuangannya tidak lagi diingat. SIMPULAN Jasa para pahlawan harus tetap dikenang. Perjuangan yang tidak kenal lelah dan rasa nasionalisme yang tinggi akan tetap hidup sehingga dapat memberi kemenangan dan kemerdekaan. Bukti cinta seseorang terhadap negaranya adalah senantiasa membela dan mempertahankan hak negaranya dengan ikhlas tanpa mengharap timbal balik, bahkan jika nyawa harus menjadi taruhanya. ALINEA Jurnal Bahasa, Sastra, dan Pengajaran 77 DAFTAR PUSTAKA Aminuddiin. 2002. Pengantar Apresiasi Karya Sastra. Bandung Sinar Baru Algesindo. Ismayani. R. M. 2017 Musikalisasi Puisi Berbasislesson Studi Sebagai Alternatif Pembelajaran Inovatif. Semantik, 52, 1-14. Nurjannah, Y. Y., Agustina, Aisah, C., & Firmansyah, D. 2018. Analisis Makna Puisi â Tuhan Begitu Dekatâ Karya Abdul Hadi Wm Dengan Menggunakan Pendekatan Semiotik. Parole. Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia,1 4, 535-542. Pradopo, Rachmat Doko. 1994. Penelitian sastra dengan pendekatan semiotik. Dalam teori penelitian sastra. Yogyakarta IKIP Muammadiyah. ____________________. 1995. Beberapa Telaah Sastra, Metode, Kritik, dan Penerapannya. Yogyakarta Pustaka Pelajar. Makmun, Sukran., & Adawiyah, Rabiatun. 2018. Kemampuan Mengapresiasi Puisi Dengan Metode Hermeneutik Dalam Penguasaan Bahasa Figuratif Siswa Man 2 Mataram Tahun Pelajaran 2018/2019. Halaman 186. Mataram Universitas Nahdlatul Wathan Mataram. Sumaryono. 1999. Hermeneutik Sebuah Metode Filsafat. Yogyakarta Kanisius Wahyuni, L. 2017. Pembentukan citra diri dalam puisi kau ini bagaimana atau aku harus bagaimana karya Mustofa Bisri. KEMBARA jurnal keilmuan bahasa, sastra, dan pengajarannya, 22, 187-194. Waluyo, H. 1987. Teori dan Apresisasi Puisi. Jakarta Erlangga. ResearchGate has not been able to resolve any citations for this MakmunRabiyatul AdawiyahThis research is aimed to determine the ability to appreciate poetry by hermeneutic methods in mastering figurative language of students of MAN 2 Mataram in 2017/2018 academic year. This research is quantitative research. The data is collected by using observation and test. The research sample is students of grade X Mia consisting of 12 students of MAN 2 Mataram. Sample is selected by employing purposive sampling technique. Data analysis used is descriptive statistics. The result shows an average value of with a standard deviation of so that the ability to appreciate poetry with hermeneutic methods in mastering the figurative language of students Man 2 Mataram is Makna Puisi " Tuhan Begitu Dekat" Karya Abdul Hadi Wm Dengan Menggunakan Pendekatan Semiotik. ParoleY Y NurjannahP A C AgustinaC AisahD FirmansyahNurjannah, Y. Y., Agustina, Aisah, C., & Firmansyah, D. 2018. Analisis Makna Puisi " Tuhan Begitu Dekat" Karya Abdul Hadi Wm Dengan Menggunakan Pendekatan Semiotik. Parole. Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia,1 4, sastra dengan pendekatan semiotik. Dalam teori penelitian sastraRachmat PradopoDokoPradopo, Rachmat Doko. 1994. Penelitian sastra dengan pendekatan semiotik. Dalam teori penelitian sastra. Yogyakarta IKIP dan Apresisasi PuisiH WaluyoWaluyo, H. 1987. Teori dan Apresisasi Puisi. Jakarta Erlangga. W1ZqhKO.